PEMERINTAHAN - Nah, ini cerita tentang awal pemerintahan baru yang bikin rakyat Indonesia sumringah. Bayangkan, segitu antusiasnya rakyat negeri ini menyambut para pemimpin baru dengan wajah-wajah cerah penuh harapan. Apa saja janji yang mereka tawarkan? Tentu saja, deretan visi, misi, dan program kerja yang katanya bisa membawa Indonesia melaju kencang ke arah kemajuan! Dari ekonomi yang katanya akan naik drastis, pendidikan berkualitas untuk semua, hingga janji pelayanan publik yang katanya lebih cepat, lebih mudah, dan lebih manusiawi. Seolah-olah, dengan hadirnya pemerintahan baru ini, semua masalah akan terselesaikan dalam sekejap. Namun, apakah kenyataannya semudah itu?
Memasuki bulan-bulan pertama, perlahan tapi pasti, angin euforia tadi mulai menyusut. Bayangan tentang pemerintah yang katanya "peduli rakyat kecil" dan "transparan" perlahan tampak seperti fatamorgana. Janji yang dulu segar di telinga sekarang terdengar basi, bahkan mulai bikin orang mengernyitkan dahi. Semakin jauh rakyat dari kebijakan yang katanya "merakyat." Sebaliknya, keputusan yang diambil kerap terasa asing, seolah-olah hanya memuaskan segelintir orang di puncak piramida.
Baca juga:
Pengusaha Diajak Ngupi Indah di MPP Padang
|
Sebenarnya, rakyat Indonesia itu bukan orang yang sulit, kok. Mereka cuma mau satu hal: janji ditepati. Ketika mereka merasa diabaikan dan apa yang dijanjikan tak kunjung tiba, mulailah muncul inisiatif mencari jalan sendiri. Mungkin ada yang bilang, “Ah, pemerintah nggak peduli, ya sudah kita cari solusi sendiri.” Nah, inilah yang disebut anarki sosial, lho! Ketika rakyat merasa pemerintahnya tak lagi bisa diandalkan, mereka mulai membentuk sistem baru yang, meskipun kacau, setidaknya dianggap lebih cepat menjawab kebutuhan mereka.
Lalu, apa yang sebenarnya diinginkan rakyat? Simpel! Mereka ingin melihat bahwa pemerintah sungguh-sungguh merealisasikan visi dan misi yang telah dijanjikan. Bukan sekadar pidato penuh jargon atau slogan yang bombastis. Mereka butuh aksi nyata! Karena percayalah, semakin lama janji tidak direalisasikan, maka semakin hambar pula rasa percaya yang awalnya tumbuh.
Dalam kondisi seperti ini, pemerintahan baru punya satu tugas yang sangat penting, menjaga harapan rakyat agar tidak memudar. Harapan adalah modal besar, tetapi juga bisa menjadi beban kalau tidak dikelola dengan baik. Karena sekali harapan itu hilang, rakyat takkan segan untuk mencari cara mereka sendiri—tanpa peduli apakah itu sesuai aturan atau tidak. Jadi, para pemimpin, hati-hati ya!
Jakarta, 14 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi