JAKARTA - Usai tampil dalam salah satu acara, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor menuai banyak sorotan publik.
Gielbran mengkritik soal tata kelola kepemimpinan Jokowi dan menobatkannya sebagai alumni UGM paling memalukan.
Merespon hal tersebut, Rafli Maulana, Presiden BEM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten 2019-2020 mengatakan bahwa mahasiswa hari ini tidak lagi mengedepankan etika.
"Yang lebih mengecewakan, adalah kita semakin jauh dari budaya dan nilai-nilai ketimuran, yang menutamakan etika dan sopan santun, " kata Rafli (10/12).
"Seharusnya sebagai representasi mahasiswa mesti menunjukkan kewibawaannya dalam melontarakan opini di publik, " tambah Rafli.
Rafli, yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jendral Forum Alumni BEM Republik Indonesia menuturkan, bahwa mestinya ada kebanggaan tersendiri saat alumnus satu almamater menjabat pada posisi strategis di Indonesia.
Baca juga:
Tony Rosyid: Pemilu Ditunda? No Way!
|
"Sebagai produk intelektual, semestinya kita bangga jika ada alumni yang menjadi pimpinan strategis di negara Indonesia ini, apalagi sekelas presiden yang diberi mandat oleh rakyat, " imbuh Rafli.
Ia berharap agar mahasiswa semakin mengedepan nilai sebagai insan akademis yang menjaga etika saat menggulirkan statemen dan opini publik.
"Kita ini insan akademis, lebih etis untuk menjaga tutur kata dan pemilihan diksi yang baik saat beropini. Jangan mau jadi aktivis mahasiswa pesanan yang mudah diintervensi oleh siapapun dan seenaknya kita menilai orang lain dengan penilaian yang seburuk-buruknya, " pungkasnya.***